TINGKAT
KEMISKINAN DI INDONESIA
Tingkat kemiskinan
pada tahun ini diprediksi akan lebih tinggi dibandingkan target pemerintah
yakni sebesar 10,5 persen. Salah satu penyebabnya adalah shock akibat kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di pekan ketiga Juni 2013.
"Nanti
September BPS akan merilis survei. Berapa jumlahnya, saya kurang tahu
persis. Mungkin ada tambahan satu sampai dua persen (jumlah penduduk
miskin)," ujar Anggota Komisi XI DPR RI Arif Budimanta, Ahad (18/8).
Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin per Maret 2013 mencapai 28,07
juta atau 11,37 persen dari total penduduk Indonesia. Angka tersebut mengalami
penurunan 0,52 juta dibandingkan dengan penduduk miskin per September 2012
sebesar 28,59 juta (11,66) persen.
Beberapa faktor
penyebab turunnya angka kemiskinan antara lain inflasi berdasarkan komponen
umum secara kumulatif relatif rendah, upah harian nominal buruh tani dan
bangunan yang meningkat serta stabilnya harga beras.
Secara keseluruhan
garis kemiskinan meningkat dari Rp 259.520 per kapita per bulan pada September
2012 menjadi Rp 271.626 per kapita per bulan pada Maret 2013.
Selama periode
September 2012-Maret 2013, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang
0,18 juta orang (dari 10,51 juta pada September 2012 menjadi 10,33 juta pada
Maret 2013).
Sedangkan di
daerah pedesaan berkurang 0,35 juta (dari 18,09 juta pada September 2012
menjadi 17,74 juta pada Maret 2013). Berturut-turut, pada 2009, BPS mencatat
jumlah penduduk miskin 32,53 juta atau 14,15 persen, kemudian pada 2010 31,02
juta atau 13,33 persen, Maret 2011 30,02 juta atau 12,49 persen, September 2011
29,89 juta atau 12,36 persen dan Maret 2012 29,13 juta atau 11,96 persen.
Dengan tingginya
inflasi beberapa bulan belakangan, Arif memperkirakan tingkat kemiskinan akan
berada di atas 12 persen. Terkait target pemerintah yakni 10,5 persen, Arif
menilai itu adalah batas atas di mana batas bawahnya adalah 8,0 persen.
"Tanpa kerja
apa-apa juga trennya memang seperti itu penurunan kemiskinannya. Jadi, tak ada
extra effort yang dilakukan. Artinya apa? seluruh stimulus dari proses
kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah selama ini tak memberikan efek
elastisitas yang tinggi terhadap penurunan kemiskinan dari setiap proses
pertumbuhan yang ada," kata Arif.
Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Salsiah Alisjahbana
mengakui dengan tingkat kemiskinan per Maret 2013 yang mencapai 11,37 persen,
target akhir tahun ini 10,5 persen memang berat untuk dicapai.
Salah satu
pemicunya adalah lonjakan harga sejumlah kebutuhan yang berujung pada tingkat
inflasi tinggi. "Tapi kita best effort," ujar Armida seraya
menyebut terdapat sejumlah program seperti raskin, BLSM hingga BSM untuk
membantu keluarga miskin.
Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menambahkan pemerintah telah
melakukan sinergi antara Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) untuk mengurangi tingkat
kemiskinan.
MP3EI bertujuan
mengurangi ketimpangan antarwilayah dan MP3KI mengurangi ketimpangan antar
masyarakat. "Jadi disinergikan dan tentu ada efeknya," kata Hatta.
REFERENSI : http://www.republika.co.id
No comments:
Post a Comment