DAMPAK PELEMAHAN RUPIAH TERADAP DAYA
BELI MASYARAKAT
Penjualan emas pada 2014 diprediksi masih stabil menyusul
tren harga emas dunia yang cenderung turun serta pelemahan kurs rupiah terhadap
dolar AS.
”Penjualan
emas cenderung stabil di tahun ini, tidak naik dan tidak turun. Dampak
pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan harga emas dunia yang cenderung turun
membuat daya beli masyarakat terhadap perhiasan emas masih stabil,” ungkap
Ketua Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Kota Semarang,
Bambang Yuwono, kemarin.
Selama ini tren harga emas, kata dia, dipengaruhi oleh dua
faktor. Pertama, pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS serta harga emas
dunia. Harga emas memang tidak bisa diprediksi karena harganya selalu bergerak
menyesuaikan harga emas dunia.
Harga emas dunia tergantung situasi ekonomi pasar global.
Menurut Bambang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan terus melemah
apabila situasi perekonomian Indonesia tidak kondusif.
Apalagi tahun ini, akan digelar pesta demokrasi Pemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden. Bambang memperkirakan, situasi selama Pemilu
akan menentukan nilai tukar rupiah. Kalaupun situasi selama Pemilu aman dan
berlangsung kondusif dapat dipastikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
kembali menguat.
”Saya kira Pemilu berlangsung aman. Dengan begitu, harga
emas cenderung stabil. Sehingga, diharapkan daya beli emas kembali bergairah,”
tutur pemilik toko emas Dewi Sri di Jalan KH Agus Salim.
Cenderung
Turun
Tercatat,
belakangan ini harga perhiasan emas cenderung turun. Pada Rabu (15/1) emas
perhiasan kadar 99% mencapai Rp 487 ribu per gram turun dari semula Rp 480 ribu
per gram. Harga emas dengan kadar 75% sebesar Rp 440 ribu per gram turun dari
Rp 430 ribu per gram. Sedang, emas dengan kadar 42% mencapai Rp 240 ribu per
gram turun dari sekitar Rp 230 ribu per gram. Turunnya harga emas, imbuh
Bambang, tidak disertai dengan peningkatan penjualan.
Daya beli masyarakat terhadap perhiasan masih lesu. Kurun
dua hari terakhir, penjualan emas cenderung sepi. Terjadi penurunan penjualan
sebesar 30%.
”Penjualan perhiasan emas merosot sejak awal Januari lalu.
Kondisi ini dipengaruhi kenaikan harga elpiji 12 kilogram dan melambungnya
bahan-bahan pokok,” ujarnya. Kenaikan elpiji 12 kg membuat masyarakat menunda
untuk membeli perhiasan emas. Mereka lebih mengutamakan kebutuhan pokok
dibanding membeli perhiasan emas. Daya beli masyarakat cenderung menurun,
terutama masyarakat perkotaan.
Selama ini, kata Bambang, masyarakat kota mengandalkan sisa
penghasilan mereka untuk membeli perhiasan. Jika ada sisa penghasilan mereka
membeli perhiasan emas untuk investasi.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat (AS), tidak dirasakan langsung industri minuman ringan dalam negeri.
Namun kondisi ini memunculkan kekhawatiran pelemahan rupiah
akan berdampak pada berkurangnya konsumsi masyarakat terhadap minuman ringan
siap saji.
Kemungkinan penurunan daya beli masyarakat ini, menurut
Triyono, terjadi bila pelemahan rupiah berlangsung lama dan ditambah dengan
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tidak sekuat tahun lalu.
Hal
ini menjadi tantangan yang dihadapi perekonomian nasional karean perilaku
konsumen bisa saja berubah untuk lebih menjaga konsumsinya.
"Seperti contoh, bisa saja ada perubahan pola dari pada
membeli minuman diluar, lebih menghemat dengan membawa minuman sendiri, atau
dari pada makan direstoran yang pasti juga harus beli minum, mereka lebih
memilih untuk makan dirumah," tutur dia.
Sedangkan dari sisi produksi, dia mengatakan, untuk bahan
baku industri minuman ringan nasional secara umum hanya berasal dari dalam
negeri. Namun untuk bahan baku pengemasan ini yang masih mengimpor dari luar
negeri.
Meskipun jumlahnya tidak terlalu besar, pelemahan rupiah
seperti sekarang bukan tidak mungkin juga akan mempengaruhi biaya produksi dan
harga jual minuman ringan.
"Masih impor itu seperti PET (polyethylene terephthalate)
dan alumunium untuk kemasan, tetapi jumlahnya tidak sebesar yang suplai dari
luar negeri jadi secara kontribusi ke biaya produksi tidak terlalu besar.
Tetapi kita akan terus awas hal ini," tandas Triyono.
No comments:
Post a Comment