REVIEW
MEMBUDAYAKAN
KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI
UPAYA
MENGEMBANGKAN KOPERASI DAN USAHA
KECIL
DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
Oleh
:
Sukidjo
(FPIPS
IKIP YOGYAKARTA)
Cakrawala
Pendidikan Edisi Khusus Dies, Mei 1998
Membudayakan Kewirausahaan
Untuk mempercepat tercapainya tujuan
permasyarakatan dan pembudayaan kewirausahaan ini, pemerintah memutuskan untuk
melibatkan berbagai departemen maupun instansi lain yang terkait. Hal ini
menunjukkan bahwa pemerintah berkeinginan yang kuat agar dalam masyarakat dapat
bermunculan yumbuhnya wirausaha baru, dan terjadinya peningkatan kualitas bagi
wirausaha yang telah ada.
Dalam skala usaha nasional,
pembudayaan kewirausahaan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan peran
pengusaha kecil, pengusaha menengah dan koperasi termasuk generasi muda perekonomian
nasional, dimana pemantapan budaya kewirausahaan dalam bentuk kemudahan dalam
memperoleh pendidikan dan latihan. Sehubungan dengan itu perlu adanya
peningkatan pemberian bimbingan teknis maupun informasi pasar kepada pengusaha
kecil, pengusaha menengah dan koperasi agar mampu memanfaatkan setiap peluang
usaha yang mempercepat kemandiriian dan memiliki kepribadian yang tangguh
sebagai wirausaha.
Pelaksanaan program pembudayaan
kewirausahaan hendaknya dilakukan secara terpadu dari berbagai departemen dan
instansi terkait guna menumbuhkan dan mengembangkan kewirausahaan dengan
sasaran prapengusaha maupun pengusaha. Tujuan pengembangan kewirausahaan
dikalangan pengusaha kecil dimaksudnkan agar mereka dapat menjadi kewirausahaan
yag handal, Untuk keperluan ini kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan,
bimbingan dan konsultasi, magang dan studi banding serta diberikan bantuan
permodalan yang dilakukan secara selektif. Sedangkan pembudayaan kewirausahaan
untuk koperasi ditujukan kepada anggota dan para pengelola koperasi, dan
diarahkan untuk meningkatkan wawasan bisnis.
Pembudayaan dan pengembangan
kewirausahaan ini dapat dilakukan secara tradisional maupun modern, Dikatakan
secara tradisional, karena program ini tidakdirancang dan tidak disadari
sebagai program pengembangan kewirausahaan dengan kegiatan berupa magang.
Pengembagan kewirausahaan secara tradisional antara lain barupa : (1). Magang
cara Minang, (2) magang wirausaha cara Cina, (3) magang pola pengecer keliling,
(4) magang dengan pola usaha angkutan dan jasa lainnya.
Dalam pola magang cara minang
seseorang yang belajar kewirausahaan bekerja penuh pada mereka yang telah
berhasil untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta strategi dalam
bidang usaha tertentu. Selama magang ini, calon wirausahawan diperlakukan sebagai
mitra usaha dan mendapatkan penghasilan berdasarkan system bagi hasil.
Dalam pola magang wirausaha cina
seseorang yang berkeinginan menjadi wirausaha, bekerja secara magang pada
perusahaan orang tua atau familinya dan mereka itu diperlakukan sebagai buruh
atau karyawan dan diberi bantuan modal.
Dalam pola pengecer keliling
seseorang bekerja sebagai buruh atau pedagang keliling untuk menjajakan
dagangannya. Alat perlengkapan dagang, misalnya gerobak dan bahan makanan
lainnya disediakan oleh majikan. Pedagang ini menyetorkam hasil dagangannya setiap
hari dan ia mendapatkan upah dari majikan. Sebagian upah digunakan
untukmembayar cicilan gerobak, sehingga dalam jangka waktu tertentu gerobak
menjadi miliknya.
Dalam pola usaha angkutan umum calon
wirausaha melakukan magang sebagai kondektur mobil angkutan. Selanjutnya ia
belajar mengemudi dan setelah memperoleh SIM, ia berusaha beralih menjadi
pengemudi, dan akhirnya ia berusaha untuk menjadi pemilik pribadi kendaraan
angkutan tersebut.
No comments:
Post a Comment