VERSUS
(Vs)
Nama gua reggy giffari, biasa orang manggil
gue egi ato gak reggy, atau gak seterah lo yang mau manggil gue apa deh. Gue
mahasiswa yang berada di dalam jurusan akuntansi, dimana jurusan yang lebih
memberikan angka angka dan angka, dan sesekalinya ada yang tidak berhubungan
yaitu bahasa Indonesia. Bahasa yang dimana itu bahasa sehari hari gue dan
bahasa yang nge bingungin. Ya gimana gak ngebingungin, waktu dosen bahasa
Indonesia gue ngasih soal.
“Ani membeli ..... “ terus ada pilihan
nya, bunga, kue, pulsa, susu, dan buku.
Gue ya mana tau lah, kenal juga engga sama si
Ani. Kalau tau juga gue jawab. Beda sama matematika yang bagi gue itu lebih
mudah ( iya mudah ) , dosen gue ngasih pertanyaan gini.
“1 + 1 = ... “
Itu mah gampang banget kan jawabnya,
pasti 1+1 jawabannya 2. Nenek nenek ke kunci di dalam lemari baju juga tau kalo
dikasih soal 1+1= 2. bahkan anak SD kelas 1 yang lagi main layang-layangan pas
hujan gede petir dan badai juga tau kalo 1+1=2. Jadi survey membuktikan bahwa
matematika itu lebih mudah( iya mudah) kalo soalnya 1+1=2 .
Ohiya. Gue kuliah di salah satu
universitas ternama di Indonesia, tepatnya di JABODETABEK. Lebih tepatnya lagi
di huruf “DE” yaitu Denmark. Bukan bukan
denmark, tapi Depok. Gue juga bukan kuliah di Universitas Indonesia yang lebih
sering orang nyebutnya UI, soalnya orang-orang ngiranya kalau udah depok pasti
“oh kuliah di UI”. Soalnya om gua pernah nanya sama gua.
“Kamu kuliah dimana gi?”
“Aku kuliah di Depok om.”
“Oh kuliah di UI.”
Kan bener pasti ada kalimat itu yang
keluar. Jadi gue bukan kuliah di UI, melainkan gua kuliah di universitas swasta
pinggiran UI. Baru sadar ternyata gue tinggal dan kuliah di pinggiran. Gue
tinggal di pinggiran jakarta, lebih tepatnya Depok, lebih tepatnya lagi
“KUKUSAN” . Bagus nih nama kukusan berasal dari bahasa jepang, “kuku” dan
“san”. Jadi ada seorang wanita cantik, entah iya itu wanita entah cowok yang
jadi-jadian. Dia orang jepang terus memiliki kuku yang sangat amat amat
bagus(lebay!). dimana kuku itu mah biasa aja gak ada menarik-menariknya, yang
ada mah kotoran. Kayak lo yang abis makan ayam goreng pake nasi kuning(kuning
kunyit ya,bukan kuning yang dikamar mandi), pasti habis makan nempel-nempel tuh
di kuku entah dagingnya ntar nasi nya. Terus “san” itu biasa panggilan orang
jepang itu dibelakang namanya ada “san”. Contohnya nih temen gua namanya Peta,
dipanggilnya Petasan. Yaa arti kukusan barusan sih menurut ahli yang bernama
Reggy. Kalau ada kata yang kurang ya bisa kalian tambahkan, kalau ada yang
salah ya jangan dibenarkan. Sesungguhnya kebeneran itu hanya milik Allah SWT.
BETUL TIDAK ?
Kembali ke bahasa Indonesia, dan gue mau
ceritain tentang dosen gue yang super aneh dan super YAP. Dosen yang kecil
memiliki berat badan kira-kira hmm... Susah sih buat dikira-kira. Ya lumayan
gede deh, mungkin 5x nya gua. Atau gak 11 banding 11,5 dengan artis yang
bernama oki lukman, tapi kalau oki lukman itu tinggi dan dosen gua ini kurang
tinggi. Kalo di sejajarin tinggi ya hampir sama dengan artis yang bernama
narji, ya kalau perbandingan nya ini sama yah 10,5 banding 10,5. Dan dosen gua
yang kecil mungil, badan besar, dan alim karena memakai kerudungan ini menurut
gua aneh bin kocak bin ajaib bintitan(eh salah). Kalau dengerin dia ngomong
pasti ada satu kata yang gak akan pernah tertinggal yaitu kata “YAP”. Dan kalau
tertinggal itu juga mustahil banget karena gue yakin itu kata sudah mendarah
daging banget sejak lahir, atau bisa jadi sebelum lahir. Jangan-jangan ibu nya, neneknya buyutnya dan semua
keluarganya selalu mengeluarkan kata YAP
Sampai-sampai kata yap itu jadi ajang
taruhan gua dan temen-temen dikelas, biasanya kan kalo denger kata ajang itu
bagus ya seperti Ajang Pencarian Bakat, Ajang menyanyi dll. Tapi semenjak ada
dosen gua ini, kata ajang itu berubah jadi kata yang negatif banget. Jadi
sebenarnya yang membuat jadi negatif itu gua apa dosen sih?. Hanya waktu yang
bisa menjawab itu semua. Tsssaaaaah bahas gua yang barusan itu cuma datang
sekali, kalau datang buat yang kedua kali berarti copas(copy paste) namanya.
Selain mengeluarkan kata YAP, dosen
bahasa gua ini suka aneh, bukan suka aneh, tapi emang udah aneh!. Waktu
pertemuan pertama dia mengatakan “Kalau ada petir saya gak mau mengajar ya
anak-anak”. Ini dosen aneh banget, apa hubungan nya petir sama ngajar coba. Apa
jangan-jangan dia trauma pernah disamber petir pas lagi ngajar. Nah sifat aneh
dosen gue ini jadi ajang negatif lagi buat gue. Setiap habis solat gue berdoa
semoga tiap matakuliah bahasa ini ada petir, terus gue tahajud juga biar doa
gue terkabulkan. Tapi ternyata hal itu sirna, sangat berbanding terbalik sama
doa yang gue minta.
Kebetulan matakuliah ini ada nya dihari
jum’at, dan entah kenapa setiap hari jum’at pasti hawanya selalu panas. Tapi
bagi gue gak panas sih, semenjak ada seorang gadis yang selalu ada di daftar
absen dan selalu membuat gua berasa dingin. Bukan karena dingin disiram sama
air es yang dari kulkas, atau bukan karena gue di lemparin batu es trus jadi
dingin. Bukan itu bukan dingin, melainkan kedinginan. Kata dingin gue spesifik
lagi deh menjadi sejuk. Seperti dipuncak sejuk hawanya dingin, nah ke
dingin-dingin juga nyampe nya.
Kembali ketopik masalah panas, iya panas
selalu datang dan selalu dihari jumat, terutama habis selesai sholat jum’at.
Biasanya hawanya panas seperti matahari itu berada 1 jengkal diatas kepala
kita, berarti kiamat dong.
Pernah diminggu kesekian nya matakuliah
bahasa ini gue dan teman gue melakukan ajang negatif, yaitu ajang taruhan. Gue
dan temen gue pun penasaran ada berapa kata yap yang dikeluarkan dosen gue.
Hari Jumat jam 13.30 dosen bahasa masuk
dan disini ajang taruhan itu dimulai, gua ralat kata taruhan itu dengan kata
tebakan, jadinya ajang tebakan. Okesip!. Gue duduk dibelakang bersama temen gue
yang bernama ridwan. Seorang mahasiswa yang dilihat dari kasat mata seperti
tidak mandi kalau kekampus, apa jangan-jangan pergi kemana-mana juga gak mandi.
Gue sih gak tau, dan gue juga gak mau tau. Ridwan ini teman gue sesama pecinta
club bola Chelsea Fc. Dan dia kalau dilihat dari fisik emang terlihat seperti
yang tadi sudah gue kasih tau, tapi jangan lihat dari fisik, dari segi musik
dia ahlinya dalam memainkan berbagai alat musik. Dan gue pun mengajak ridwan
untuk bermain tebakan sama gue.
“Wan tebak-tebakan yok sama gue.”
“Tebak-tebakan apaan gi?”
“Ini tebak ada berapa kata Yap yang
dikeluarkan sama dosen bahasa.”
“Oh ayok deh, gimana peraturan nya.”
“Gak pake peraturan, lo kata maen kuis
di acara tipi. Kita tebak aja kira-kira lebih dari 50 kata yap apa engga.”
“Yaudah gue pilih lebih dari 50.”
“Yaudah gue kurang dari 50, yang kalah
putus sama ceweknya yah Haha.” Sambil ketawa kecil.
“Ah gak jadi ikutan gue kalo gitu.”
“hahaha becanda wan, selow aja gak pake
hadiah ko.”
‘oke.”
Gue pun dan ridwan mulai menghitung
setiap kata demi kata, bait demi bait, dan baris demi baris. Dan saat kata yap
itu terdengar dan kami hitung tiba-tiba saja sudah sampe 50 lebih, berati gue
dinyatakan kalah. Berarti ridwan gak jadi putus sama pacarnya, dan kalau gua
yang kalah percuma gua gak punya pacar, jadi gak bisa dan gak akan putus.
Gue pun penasaran sama dosen ini
kira-kira sampe berapa kata yap yang dikeluarkan, dan sekarang pun sudah ada
150 kata yap. Gue pun bosen seperti status gue yang masih jomblo ini, mau
pacaran tapi ragu, mau jomblo tapi bosen, manusia emang gak pernah punya rasa
puas.
Dan dari sisi matematika. Dosen
matematika gue ini dosen paling asik kalau dilihat dari cara ngajarnya. Gak ada
yang aneh-aneh seperti dosen bahasa, tapi dosen yang ini lebih mengajarkan
santai dan menjadikan matematika ini mudah di pahami. Sesekali dosen ini juga
memberikan lelucu atau comedy. Comedy tengah malam? Bukan bukan. Tetapi comedy
atau lucu-lucuan.
Dosen yang memiliki tinggi badan ideal
ini sepertinya penjaga gawang. Lebih tepatnya lagi mantan penjaga gawang, iya
jangan jangan dugaan gue bener. Jangan-jangan dia kiper timnas jaman dulu,
karena dosen gue ini sudah lumayan tua, atau bisa dibilang lebih tua dari gue.
Yaiyalah gue aja masih 17 tahun ditambah 2. Atau jangan-jangan semasa dia
menjabat sebagai pelajar, dia itu adalah kiper di tim futsal nya. Gue juga
lihat dari kedua tangan nya yang panjang, tapi bukan karena tangan panjang abis
ngambil celana dalam di rumah tetangganya, atau pun ngambil duit kas sewaktu
dia menjadi pelajar dulu. Tapi gak mungkin ah, tapi bisa jadi juga sih, kan gue
bukan temen dia sewaktu kecil dulu. Atau dia tangan panjang abis ngambil lauk
dirumahnya sendiri, dengan diem-diem tanpa ketauan seseorang pun, sepertinya
itu kucing banget yang kayak gitu. Gue rangkai lagi menjadi yang lebih tepatnya
yaitu jarinya yang panjang, iya jarinya panjang.
Jari panjang biasanya dia pemain basket,
pemain bola tangan, yaa apa aja sih yang berhubungan dengan pemanjangan jari,
atau jangan jangan jarinya ini sambungan. Hah sambungan?.bukan rambut doang
yang bisa disambung di zaman modern seperti ini, mungkin saja jari disambung
juga sama dosen matematika gue. Iya mungkin jari dosen itu dulunya bantet
bantet kayak combro. Hmm jangan combro deh, ntar gua laper yang ada ntar jari
gua sendiri lagi yang jadi mangsa. Bantet kayak apa yah hm mikir dulu ah, tidur
dulu ah 3 hari 2 malem di pantai kali aja nemu. Yakali nginep dipantai sampe 3
hari yang ada gak nemu jawaban, malah ilang ditelen ombak yang ada.. Sudahlah
lupakan si bantet itu, kasian daritadi di omongin mulu. Laaaaaaaaaaaaaaah
busehhhhhhhhhh, sampe 4 halaman ini ngomongin orang mulu, yaampun dosa banget
ini. Tapi lebih dosa lagi yang baca sih :p .
No comments:
Post a Comment